Static Routing dan Dynamic Routing - Pintar Network

Latest

Pintar Network merupakan sebuah website yang berisi informasi serta tutorial seputar IT, Network, System, dan Security.


Senin, 09 Oktober 2017

Static Routing dan Dynamic Routing


Assalamu'alaikum wr.wb

Kali ini kita akan belajar tentang apa itu dynamic routing. Mungkin bagi kalian banyak yang sudah mendengar tentang apa itu dynamic routing, atau mungkin kalian belum belum pernah tahu sama sekali tentang dynamic routing. Oleh karena itu kali ini kita akan mempelajari lebih dalam tentang dynamic routing. Namun tidak lengkap rasanya apabila kita mempelajari dynamic routing namun kita sendiri tidak mengenal yang namanya static routing, baiklah berikut ini adalah penjelasan lengkapnya.


Pengertian Static Routing dan Dynamic Routing

Static Routing

Static Routing merupakan routing protocol yang memiliki tabel routing static dimana tabel routing tersebut harus diisi secara manual oleh administrator jaringan. Routing static sendiri merupakan pengaturan routing yang paling sederhana yang dapat dilakukan pada jaringan komputer.  Apabila kita menggunakan routing statik dalam sebuah jaringan maka kita harus mengisi setiap entri dalam  forwarding  table  di  setiap router yang berada di jaringan tersebut.

Dynamic Routing

Dynamic routing adalah sebuah routing protocol yang  memiliki dan membuat tabel routing secara otomatis. Routing Protokol mengatur router-router sehingga dapat berkomunikasi satu dengan lain dan saling memberikan informasi antara satu router dengan router lainnya dan juga saling memberikan informasi routing yang dapat mengubah isi forwarding table, Tergantung keadaan jaringannya . Dengan cara ini , router router mengetahui keadaan jaringan yang terakhir dan mampu meneruskan data kearah yang benar. Dengan kata lain ,routing dinamik adalah proses pengisian data routing di table routing secara otomatis.


Pengertian Tabel Routing

Tabel Routing adalah tabel yang memuat tentang seluruh IP address dari interfaces router dan juga memuat tentang informasi routingnya. Routing table hanya memberikan informasi sedangkan routing algoritma yang menganalisa dan mengatur routing table. Intinya router hanya tahu cara menghubungkan network atau subnet yang terhubung langsung dengan router tersebut.


Perbedaan antara Static Routing dengan Dynamic Routing

Static Routing
  • Dikonfigurasi secara manual
  • Routing table nya disetting secara manual dan disimpan didalam router
  • Tidak ada sharing informasi antar router yang mengakibatkan keterbatasan yang jelas karena tidak dapat secara otomatis menentukan route terbaik sehingga selalu menggunakan route yang sama
  • Jika route berubah, static router harus diupdate secara manual
  • Karena static router menyediakan control penuh pada routing tabelnya, ia lebih aman dibanding dynamic router.
Dynamic Routing
  • Mampu membuat routing tabelnya sendiri dengan berbicara ke sesama router
  • Dapat menemukan route-route alternative untuk mengirimkan paket sampai ke tujuan. 
  • Dapat menentukan route mana yang paling efektif dan efisien untuk mengirimkan paket, sehingga apabila ada route yang macet dia dapat menentukan route alternative lain untuk mengirim paket
  • Routing table dibuat secara dinamis
  • Membutuhkan protocol Routing (RIP, OSPF, EIGRP, dll)


Jenis-Jenis Protocol Dynamic Routing

A. Distance Vector

  • Protocol routing yang menitik beratkan pada jarak dan arah. didalam melakukan pemutusan routing terdekat ditentukan pada jarak dan arah terdekat (Hop Count). 
  • Setiap router akan mengirimkan routing table ke router terdekat tanpa mengetahui topologi/ bagaimana mereka terkoneksi. distance vector tidak mampu melihat topologi yang ada dibelakang network terdekatnya. 
  • Update dikirim setiap 30 detik yang bisa menyebabkan cpu load dalam router itu tinggi, selain CPU load itu tinggi juga memakan bandwidth yang besar. secara default distance vector merupakan classfull IP

Macam-macam Routing dengan Protocol Distance Vector :


1. RIP (Routing Information Protocol)

– menggunakan algoritma distance vector
– Metric berdasarkan hop count untuk pemilihan jalur terbaik
– Jika hop count lebih dari 15, paket dibuang
– Update routing dilakukan secara broadcast setiap 30 detik

RIP merupakan routing protokol yang memberikan routing table berdasarkan router yang terhubung langsung, Kemudian router selanjutnya akan memberikan informasi router selanjutnya yang terhubung langsung dengan itu. Adapun informasi yang dipertukarkan oleh RIP yaitu : Host, network, subnet, rute default. RIP terbagi menjadi dua bagian, yaitu:

a. RIPv1 (RIP versi 1)

– Hanya mendukung routing classfull
– Tidak ada info subnet yang dimasukkan dalam perbaikan routing
– Tidak mendukung VLSM (Variabel Length Subnet Mask)
– Perbaikan routing broadcast

Routing Information protocol versi 1 mempunyai karakteristik:
1.   Distance Vector Routing Protocol.
2.   Menggunakan metric yaitu hop count
3.   Maximum hop count adalah 15. 16 dianggap sebagai unreachable
4.   Mengirimkan update secara periodic setiap 30 sec
5.   Mengirimkan update secara broadcast ke 255.255.255.255
6.   Mendukung 4 path Load Balancing secara default maximumnya adalah 6
7.   Menjalankan auto summary secara default
8.   Paket update RIP yang dikirimkan bejenis UDP dengan nomor port 520
9.   Bisa mengirimkan paket update RIP v.1 dan bisa menerima paket update RIP v.1 dan v.2
10. Berjenis classful routing protocol sehingga tidak menyertakan subject mask dalam paket update.Akibatnya RIP v.1 11. tidak mendukung VLSM dan CIDR.
11.  Mempunyai AD 120

b. RIPv2 (RIP versi 2)

– Mendukung routing classfull dan routing classless
– Info subnet dimasukkan dalam perbaikan routing
– Mendukung VLSM (Variabel Length Subnet Mask)
– Perbaikan routing multicast

Secara umum RIPv2 tidak jauh berbeda dengan RIPv1. Perbedaan yang ada terlihat pada informasi yang ditukarkan antar router. Pada RIPv2 informasi yang dipertukarkan yaitu terdapat autenfikasi pada RIPv2 ini.

Persamaan RIP v2 dengan RIP  v1 :

– Distance Vector Routing Protocol
– Metric berupa hop count
– Max hop count adalah 15
– Menggunakan port 520
– Menjalankan auto summary secara default

Perbedaan RIP v2 dengan RIP v.1 :

– Bersifat classless routing protocol, artinya menyertakan field SM dalam paket update yang dikirimkan sehingga RIP v.2 mendukung VLSM & CIDR
– Mengirimkan paket update & menerima paket update versi 2
– Mengirimkan update ke alamat multicast yaitu 224.0.0.9
– Auto Summary dapat dimatikan
– Mendukung fungsi keamanan berupa authenticationyang dapat mencegah routing update dikirim atauditerima dari sumber yang tidak dipercaya

(Baca juga : Konfigurasi RIP Routing Cisco Packet Tracer)

2. IGRP (Interior Gateway Routing Protocol)

– Protokol routing distance vector
– Menggunakan composite metric yang terdiri atas bandwidth, load, delay dan reliability
– Update routing dilakukan secara broadcast setiap 90 detik

Interior Gateway Routing Protocol (IGRP) adalah sebuah routing protocol berpemilik yang dikembangkan pada pertengahan tahun 1980-an oleh Cisco Systems, Inc Cisco tujuan utama dalam menciptakan IGRP adalah untuk menyediakan protokol yang kuat untuk routing dalam sistem otonomi (AS). IGRP memiliki hop maksimum 255, tetapi defaultnya adalah 100. IGRP menggunakan bandwidth dan garis menunda secara default untuk menentukan rute terbaik dalam sebuah internetwork (Composite Metrik).


Pada IGRP ini routing dilakukan secara matematik berdasarkan jarak. Untuk itu pada IGRP ini sudah mempertimbangkan hal berikut sebelum mengambil keputusan jalur mana yang akan ditempuh. Adapun hal yang harus diperhatikan: load, delay, bandwitdh, realibility.


3. EIGRP (Enhanced Interior Gateway Routing Protocol)

– Menggunakan algoritma advanced distance vector
– Menggunakan protokol routing enhanced distance vector
– Menggunakan cost load balancing yang tidak sama
– Menggunakan algoritma kombinasi antara distance vector dan link-state
– Menggunakan Diffusing Update Algorithm (DUAL) untuk menghitung jalur terpendek

Distance vector protocol merawat satu set metric yang kompleks untuk jarak tempuh ke jaringan lainnya. EIGRP menggabungkan juga konsep link state protocol. Broadcast-broadcast di-update setiap 90 detik ke semua EIGRP router berdekatan. Setiap update hanya memasukkan perubahan jaringan. EIGRP sangat cocok untuk jaringan besar.


Pada EIGRP ini terdapat dua tipe routing protokol yaitu dengan distance vektor dan dengan Link state. IGRP dan EIGRP sama-sama sudah mempertimbangkan masalah bandwitdh yang ada dan delay yang terjadi.

(Baca juga : Konfigurasi EIGRP Routing Cisco Packet Tracer )

4. BGP (Border Gateway Protocol)

– menggunakan algoritma distance vector
– Menggunakan routing protokol distance vector
– Digunakan antara ISP dengan ISP dan client-client
– Digunakan untuk merutekan trafik internet antar autonomous system

BGP merupakan salah satu jenis routing protocol yang ada di dunia komunikasi data. Sebagai sebuah routing protocol, BGP memiliki kemampuan melakukan pengumpulan rute, pertukaran rute dan menentukan rute terbaik menuju ke sebuah lokasi dalam jaringan. Routing protocol juga pasti dilengkapi dengan algoritma yang pintar dalam mencari jalan terbaik. Namun yang membedakan BGP dengan routing protocol lain seperti misalnya OSPF dan IS-IS ialah, BGP termasuk dalam kategori routing protocol jenis Exterior Gateway Protocol (EGP). BGP merupakan distance vector exterior gateway protocol yang bekerja secara cerdas untuk merawat path-path ke jaringan lainnya. Update – update dikirim melalui koneksi TCP.



B. Link State
  • Protocol routing yang menitik beratkan pada perhitungan metric cost. 
  • Dalam routing link-state router-router akan melakukan pertukaran informasi antar jaringan dan membangun topologi table. 
  • Setiap router akan menggunakan Dijkstra's algorithm untuk menghitung route terbaik dalam setiap tujuannya. 

Macam-macam routing dengan Protocol Link State :

1. OSPF (Open Shortest Path First)

– Menggunakan algoritma link-state
– Protokol routing link-state
– Merupakan open standard protokol routing yang dijelaskan di RFC 2328
– Menggunakan algoritma SPF untuk menghitung cost terendah
– Update routing dilakukan secara floaded saat terjadi perubahan topologi jaringan

OSPF adalah sebuah protocol standar terbuka yang telah dimplementasikan oleh sejumlah vendor jaringan.  Jika Anda memiliki banyak  router, dan tidak semuanya adalah cisco, maka Anda tidak dapat menggunakan EIGRP, jadi pilihan Anda tinggal RIP v1, RIP v2, atau OSPF. Jika itu adalah jaringan besar, maka pilihan Anda satu-satunya hanya OSPF atau sesuatu yang disebut route redistribution – sebuah layanan penerjemah antar – routing protocol.

OSPF bekerja dengan sebuah algoritma yang disebut algoritma Dijkstra. Pertama sebuah pohon jalur terpendek (shortest path tree) akan dibangun, dan kemudian routing table akan diisi dengan jalur-jalur terbaik yang dihasilkan dari pohon tersebut. OSPF hanya mendukung routing IP saja.
2. IS-IS (Intermediate System to Intermediate System)

IS-IS merupakan salah satu routing protocol IGP (internal Gateway Protocol) yang digunakan oleh network device dalam hal ini router untuk menentukan best route (rute terbaik) untuk meneruskan traffic data ke suatu tujuan. ISIS didevelop oleh DECnet sekitar tahun 1992 dimana pada waktu itu IETF juga sedang mengembangkan protocol OSPF.

ISIS (Intermediate System to Intermediate System) memiliki 3 buah level yaitu, level 1, level 2 dan level 1/2. Level 2 merupakan area backbone, atau yg di OSPF sering disebut dengan area 0. Level 1/2 digunakan untuk menghubunkan antara Level 2 dan Level 1.

Protokol ISIS sama halnya dengan OSPF, Dimana untuk membentuk network diperlukan linkstate database, ISIS mengkomodasi kebutuhan protocol CLNP (Connectionless Network Protocol) dan IP, didalam ISIS dibedakan menjadi beberapa area didalam satu area bisa terdiri dari beberapa level

Ketika protocol ISIS diaktifkan maka kemungkinan yang terjadi sebagai berikut:.
  • New, awal dari kondisi ketika protocol mulai diaktifkan.
  • One Way, router mengirim paket hello.
  • Initializing, router menerima paket hello dari lawan, kondisi ini komunikasi dua arahsudah terjadi.
  • Up, kondisi dimana ISIS secara fungsi sudah berjalan secara penuh,hubungan dua router sudah terjadi dan begitu juga pertukaran informasi database yang berupa linkstate.
  • Down, ISIS tidak berjalan sebagaimana mestinya, yang dikarenakan mismatch IP,area ISIS atau parameter lain yang berhubungan dengan protokol pendukung ISIS.
  • Reject, dikarenakan authentikasi salah, kondisi ini terjadi sebelum transisi down.

Sekian yang dapat saya sampaikan, apabila ada yang masih belum paham dapat bertanya di kolom komentar. Apabila ada kekurangan ataupun kesalahan saya mohon maaf yang sebesar-besarnya. Semoga artikel kali ini bermanfaat. Terimakasih.

Wassalamu'alaikum wr.wb

2 komentar: